Khutbah Idul Adha:
Konsep Ketauhidan Mengenal Tuhan
Khutbah pertama:
السلام عليكم ورحمة الله
وبركاته
اَللهُ أَكْبَرُ-
اَللهُ أَكْبَرُ- اَللهُ أَكْبَرُ- اَللهُ أَكْبَرُ-
اَللهُ أَكْبَرُ- اَللهُ أَكْبَرُ- اَللهُ أَكْبَرُ-
اَللهُ أَكْبَرُ- اَللهُ أَكْبَرُ- اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لَاإِلَهَ
إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَعَبْدَهْ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ
وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَلَانَعْبُدُ اِلاَّ
اِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ,
اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى بَسَطَ لِعِبَادِهِ
مَوَاعِدَ اِحْسَانِهِ وَاِنْعَامِهِ وَاعَادَ عَلَيْنَا فِى هَذِهِ الْايَامِ
عَوَائِدَ بِرِّهِ وَاِكْرَامِهِ, اَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى عَلَى
جَزِيْلِ اِفْضَالِهِ وَاِمْدَادِهِ, وَاَشْكُرُهُ عَلَى كَمَالِ جُوْدِهِ وَحُسْنِ
وِدَادِهِ بِعِبَادِهِ
أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ فِى مُلْكِهِ وَبِلاَدِهِ, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَشْرَفُ عِبَادِهِ وَزُهَادِهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ عِبَادِهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الطَّاهِرِيْنَ مِنْ بَعْدِهِ . أَمَّا بَعْدُ
أَشْهَدُ أَنْ لَااِلَهَ اِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ فِى مُلْكِهِ وَبِلاَدِهِ, وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَشْرَفُ عِبَادِهِ وَزُهَادِهِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ عِبَادِهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الطَّاهِرِيْنَ مِنْ بَعْدِهِ . أَمَّا بَعْدُ
فَيَا اَيُّهَا
الْاِخْوَانِ… أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَاللهِ فَقَدْ فَازَ
الْمُتَّقُوْنَ. فَبَادِرُوا رَحِمَكُمُ الله بِإِحْيَاءِ سُنَةِ اَبِيْكُمْ اِبْرَاهِيْمَ
عَلَيْهِ السَّلَامُ بِمَاتُرِيْقُوْنَهُ مِنَ الدِّمَاءِ فِى هَذَاالْيَوْمِ
الْعَظِيْمِ . اَللهُ أَكْبَرُ- اَللهُ أَكْبَرُ- اَللهُ أَكْبَرُوَلِلَّهِ
الْحَمْدُ
Hadirin Jama'ah Idul
Adha Rahimakumullah,
Alhamdulillah pagi
ini kita dapat berkumpul menikmati indahnya matahari, sejuknya udara pagi
sembari mengumandangkan takbir mengagungkan Ilahi Rabbi dirangkai dengan dua
raka'at Idul Adha sebagai upaya mendekatkan diri kepada Yang Maha
Suci. Marilah kita bersama-sama meningkatkan taqwa kita kepada Allah
dengan sepenuh hati.
Kita niatkan hari ini
sebagai langkah awal memulai perjalanan diri mengarungi kehidupan seperti yang
tercermin dalam ketaatan dan ketabahan Nabi Allah Ibrahim as menjalani cobaan
dari Allah Yang Maha Tinggi.
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ
أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Muslimin dan Muslimat
Jama'ah Idul Adha Rahimakumullah
Hari ini ini adalah
hari yang penuh berkah, hari yang sangat bersejarah bagi umat beragama di
seluruh penjuru dunia, dan untuk umat muslim pada khususnya. Karena hari
ini merupakan hari kemenangan seorang Nabi penemu konsep ketauhidan dalam
berketuhanan. Sebuah penemuan maha penting dijagad raya, tak tertandingi
nilainya dibandingkan dengan penemuan para ilmuwan dan akademisi. Karena
berkat konsep ke-tauhidan yang ditemukan Nabi Allah Ibrahim, manusia dapat
menguasai alam dengan menjadi khalifah alal ardh. Setelah Nabi Allah
Ibrahim as menyadari bahwa Allah adalah Dzat yang paling Esa, maka semenjak itu
juga umat manusia tidak dibenarkan menyembah matahari, menyembah bintang,
menyembah binatang, menyembah batu dan alam. Ini artinya manusia telah
memposisikan dirinya di atas alam. Ajaran ke-Esa-an yang diprakarsai oleh
Nabi Allah Ibrahim telah mengangkat derajat manusia atas alam se-isinya.
Ma'asyiral Muslimin
Rahimakumullah
Sungguh tidak
berlebihan jika hari ini kita jadikan sebagai salah satu hari besar kemanusiaan
yang harus diperingati oleh manusia se-jagad raya. Oleh karena itu hari
ini adalah momen yang tepat untuk mengenang perjuangan Nabi Allah Ibrahim as
dan upayanya menemukan Allah. Bagaimana ia bersusah payah melatih jiwa untuk
mengenal Tuhan Allah Yang Paling Berkuasa. Bukankah itu hal yang amat
sangat rumit? Apalagi jika kita membandingkan posisi manusia sebagai
makhluk yang hidup dalam dunia materi, sedangkan Allah Tuhan Yang Maha Sirr
berada ditempat yang tidak dapat dicapai dengan indera? Bagaimana Nabi
Allah Ibrahim bisa menemukan-Nya? Tentunya melalui berbagai jalan thariqah
yang panjang. Melalui pelatihan dan penempaan jiwa yang berat.
Untuk itulah mari
kita lihat rekaman tersebut dalam surat Al-An'am ayat 75-79
Ï9ºxx.ur üÌçR zOÏdºtö/Î) |Nqä3n=tB ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur tbqä3uÏ9ur z`ÏB tûüÏYÏ%qßJø9$# ÇÐÎÈ $£Jn=sù £`y_ Ïmøn=tã ã@ø©9$# #uäu $Y6x.öqx. ( tA$s% #x»yd În1u ( !$£Jn=sù @sùr& tA$s% Iw =Ïmé& úüÎ=ÏùFy$# ÇÐÏÈ $£Jn=sù #uäu tyJs)ø9$# $ZîÎ$t/ tA$s% #x»yd În1u ( !$£Jn=sù @sùr& tA$s% ûÈõs9 öN©9 ÎTÏöku În1u úsðqà2V{ z`ÏB ÏQöqs)ø9$# tû,Îk!!$Ò9$# ÇÐÐÈ $£Jn=sù #uäu }§ôJ¤±9$# ZpxîÎ$t/ tA$s% #x»yd În1u !#x»yd çt9ò2r& ( !$£Jn=sù ôMn=sùr& tA$s% ÉQöqs)»t ÎoTÎ) ÖäüÌt/ $£JÏiB tbqä.Îô³è@ ÇÐÑÈ ÎoTÎ) àMôg§_ur }Îgô_ur Ï%©#Ï9 tsÜsù ÅVºuq»yJ¡¡9$# ßöF{$#ur $ZÿÏZym ( !$tBur O$tRr& ÆÏB úüÏ.Îô³ßJø9$# ÇÐÒÈ
Dan
demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang
terdapat) di langit dan bumi dan (Kami memperlihatkannya) agar dia termasuk
orang yang yakin. (75)
Ketika malam telah
gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: "Inilah
Tuhanku", tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: "Saya
tidak suka kepada yang tenggelam" (76)
Kemudian tatkala dia
melihat bulan terbit dia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi
setelah bulan itu terbenam, dia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak
memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang
sesat." (77)
Kemudian tatkala ia
melihat matahari terbit, dia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih
besar". Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: "Hai
kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan (78)
Sesungguhnya aku
menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan
cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang
mempersekutukan Tuhan (79)
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ
أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Para Hadirin yang
dimuliakan Allah
Jika kita lihat
dokumen sejarah yang termaktub dalam al-Qur'an di atas, hal ini menunjukkan
betapa proses pencarian yang dilakukan Nabi Allah Ibrahim as sangatlah
berat. Meskipun pada akhirnya Nabi Ibrahim berhasil menemukan Tuhan Allah
Rabbil Alamin, bukan tuhan suku dan bangsa tertentu, tapi Tuhan seru sekalian
alam. Tuhan yang senantiasa berada sangat dekat dengan manusia baik ketika
terpejam maupun ketika terjaga. Itulah sejarah terbesar yang dipahatkan
oleh Nabi Allah Ibrahim di sepanjang relief kehidupan umat manusia yang seharusnya
selalu dikenang oleh umat beragama.
Selain sebagai orang
yang menemukan konsep Ketuhaan. Ia juga salah satu hamba tersukses di
dunia yang mampu menaklukkan nafsu duniawi demi memenangkan kecintaannya kepada
Allah Sang Maha Suci. Fragmen ketaatan dan keikhlasannya untuk menyembelih
Ismail sebagai anak tercinta yang diidam-idamkannya, adalah bukti kepasrahan
total kepada Allah. Bayangkan saudara-saudara, Ismail adalah anak yang
telah lama dinanti dan diidamkan, Ismail adalah anak tercintanya namun demikian
semua itu ditundukkan oleh Ibrahim demi memenangkan cintanya kepada Allah.
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ
أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Ma'asyiral Muslimin
Rahimakumullah
Dua hal di atas yaitu
penemuan Ibrahim atas ke-Esaan Allah dan perintah penyembelihan terhadap anak
tercinta merupakan perlambang bahwa ruang di mana Nabi Allah Ibrahim
as. hidup adalah garis batas yang memisahkan antara kehidupan brutal dan
kehidupan berpri-kemanusiaan. Pembantaian terhadap Ismail yang kemudian
diganti dengan kambing merupakan tanda bahwa sejak itu tidak ada lagi proses
penyembahan dengan cara pengorbanan manusia (sesajen). Karena manusia
adalah makhluk mulia yang tak pantas dikorbankan secara cuma-cuma, meskipun
dilakukan dengan suka rela. Allah sendiri yang tidak memperbolehkannya,
dengan Kuasa-Nya ia ganti Ismail dengan seekor kambing.
Itulah beberapa hal
yang harus dikenang dari Nabi Allah Ibrahim as. Sebagai umat manusia yang
beriman dan beragama sudah sewajibnya kita mengenang dan menteladani apa yang
dilakukan Nabi Allah Ibahim as seperti yang dijelaskan dalam al-Baqarah 127:
øÎ)ur ßìsùöt ÞO¿Ïdºtö/Î) yÏã#uqs)ø9$# z`ÏB ÏMøt7ø9$# ã@Ïè»yJóÎ)ur $uZ/u ö@¬7s)s? !$¨YÏB ( y7¨RÎ) |MRr& ßìÏJ¡¡9$# ÞOÎ=yèø9$# ÇÊËÐÈ
Dan (ingatlah),
ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail
(seraya berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah dari kami (amalan kami),
sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui
Dengan kata lain
Allah menganjurkan manusia untuk mengingat dan meneladai kehidupan Ibrahim
terutama ketika Nabi Allah Ibrahim as merawat dan merekontruksi ka'bah sebagai
baitullah. Sehingga berbagai ibadah dan ritual peyembahan kepada Allah
menjadi kewajiban bagi umat muslim sedunia yang mampu menjalankannya. Itulah
ibadah Haji.
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ
أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Para Jama'ah Idul
adha Rahimakumullah
Haji meupakan salah
satu ibadah yang sarat dengan simbol dan perlambang. Oleh karena itu,
jikalau ibadah haji dilaksanakan tanpa mengerti makna yang tersimpan didalamnya
sangatlah ironis, karena yang demikian itu hanya menyisakan kelelahan
belaka. Kelelahan yang kerontang tanpa kesadaran.
Kaum muslimin dan
muslimat, meskipun saat ini kita berada di sini, jauh dari tanah Haram, tidak
berarti kita tidak bisa meneladani Nabi Ibrahim. Karena keteladanan itu
tidaklah bersifat fisik. Namun sejatinya keteladanan itu berada dalam
semangat yang tidak mengenal batas ruang dan waktu.Keteladanan atas ibadah haji
dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari ketika kita berinteraksi dengan
tetangga, teman, saudara dan umat manusia pada umumnya.
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ
أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Saudara-saudaraku
seiman dan setaqwaRahimakumullah
Bila kita tengok
bahwa haji dimulai dengan niat yang dibarengi dengan menanggalkan pakaian
sehari-hari untuk digantikan dengan dua helai kain putih yang disebut dengan
busana ihram. Maka ketahuilah dibalik keseragaman ini tersimpan beragam
makna. Pertama bahwa pakaian yang selama ini kita pakai sehari-hari sangat
menunjukkan derajat dan status sosil manusia. Oleh karena itu, ketika
seorang muslim telah berniat untuk haji dan berniat menghadap-Nya maka
segeralah tanggalkan pakaian itu dan gantilah dengan busana Ihram yang serba
putih, karena manusia di hadapan Ilahi Rabbi sejatinya tidak berbeda.
Kedua, Pakaian itu
tidak hanya apa yang kita pakai namun juga identitas yang menyelimuti diri
manusia hendaknya segera diluluhkan ketika menghadap-Nya. Allah tidak akan
pernah membedakan antara pejabat dan rakyat, antar penguasa dan hamba, antara
pedagang dan nelayan. Semua itu dimata Allah adalah sama. Seperti
putihnya seragam yang membalut raga.
المسلمون إخوة لافضل لأحد على أحد إلابالتقوى
(رواه الطبرانى)
Al muslimuuna
ikhwatun laa fadhlu li-ahadin ‘alaa ahadin illaa bittaqwa (Rowahut Thobroni)
Artinya, orang-orang Islam itu satu sama lain bersaudara, tiada yang
lebih utama seorangpun dari seorang yang lain, melainkan karena takwanya (HR.
Tabhrani)
Ketiga, Pakaian itu
adalah sifat manusia. Ketika seorang muslim telah berniat menghadap Allah
Sang Maha Kuasa, hendaklah ia mencopot segala identitasnya. Jangan pernah
merasa sebagai apa-apa jikalau engkau menghadap-Nya.
Keempat, pakaian itu
mengingatkan manusia akan ketakberdayaannya. Nanti ketika menghadap Ilahi
Rabbi manusia tidak membawa apa-apa kecuali kain putih yang
menemaninya. Sebagai pertanda bahwa sebaiknya manusia hidup dengan
sederhana, karena semua akan ditinggalkannya.
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ
أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Ma'asyiral Muslimin
Rahimakumullah
Selanjutnya thowaf mengelilingi
ka'bah tujuh kali putaran adalah perlambang kedekatan manusia dengan Sang
Khaliq. Begitu harunya jiwa manusia ketika lebur mendekatkan diri pada Alloh
di Baitullah, seolah ke-akuan manusia hilang ditelan kebesaran-Nya. Thowaf
adalah simbol hablum minallah yang hakiki, bahkan lebih dari itu, tidak
ada lagi habl penghubung antara manusia dan Sang Khaliq yang lebih haqiqi dari
padanya.
Kemudian sa'i berlari
kecil dari SHOFA ke marwah. Ini merupakan rangkaian setelah thowaf yang
dapat diartikan sesuai perspketif sejarah. Ketika Siti Hajar Ibunda Ismail
ditinggal oleh Nabi Allah Ibrahim as.Maka ia pun harus bertarung mempertahankan
hidup ini dengan mencari air dari bukit Shofa ke Marwa. Kehidupan sarat
dengan perjuangan. Usaha menjadi suatu kewajiban bagi manusia. Tidak
ada air yang turun dari langit, namun air itu harus dicari
sumbernya. Begitulah kehidupan di dunia ini.Hidup itu suci dan harus
dijaga seperti makna harfiah kata Shofa yaitu kemurnian dan kesucian. Sedangkan
makna kata marwa yaitu kemurahan, memaafkan dan menghargai.
Jika thowaf
menggambarkan hubungan dengan Sang Khaliq, maka sa'i menunjukkan bahwa
kehidupan harus dijalani sesuai dengan hukum kemanusiaan. Berinteraksi,
berhubungan dan berkomunikasi dengan sesama. Maka kehidupan ini harus
menyeimbangkan antara keilahiyahan dan keinsaniyahan.
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ
أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Ma'asyiral Muslimin
yang berbahagia
Selain itu simbolisme
dalam ibadah haji juga melekat pada Ka'bah Baitullah. Di sana ada Hijir
Ismail yang berarti 'pangkuan Ismail'. Di sanalah seorang Ismail putra
Ibrahim yang membangun Ka'bah pernah berada dalam pangkuan sang Ibu Hajar,
seorang wanita hitam yang miskin juga seorang budak. Dengan ini Allah
menunjukkan bahwa seorang hamba pun dapat dimuliakanya karena
ketaqwaannya. Ketaqwaan Ibu Hajar yang mampu berhijrah menuju kebaikan dan
kemuliaan.
Sedangkan padang
Arafah sebagai tempat para haji menunaikan wuquf merupakan ruang luas yang
terhampar untuk memasak diri seorang muslim hingga ia mengenal siapa jati
dirinya sebagai manusia.Arafah adalah ruang berintrospeksi diri, siapa, dari
mana sosok diri itu dan hendak kemana nantinya.Oleh karena itu ruang ini
dinamakan arafah yang memiliki satu asal kata yang sama dengan ma'rifat yaitu
mengetahui dan mengerti hakikat diri. Diharapkan setelah digodog dalam
padang arafah ini seorang diri bisa menjadi lebih arif (bijaksana) dalam
mengarungi kehidupan dan mempertimbangkan antara kepentingan dunia dan akhirat
seperti yang disimbolkan dalam thowaf dan sa'i.
Dari Arafah menuju
Muzdalifah guna mempersiapkan diri dan mempersenjatainya melawan syaithan yang
akan dihadapi nanti di Mina. Manusia harus selalu waspada bahwa setan ada
dimana-mana.Karena itulah senjata merusak tidaklah sesuatu yang besar dan
menakutkan. Tetapi cukup dengan kerikil yang kecil sebagai simbol atas
kesabaran dan keteguhan hati.
اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ
أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Ma'asyiral Muslimin
Demikianlah uraian
dalam khutbah ini semoga ada manfaatnya bagi kita semua. Dan marilah kita
berdoa kepada Allah semoga amal ibadah kita diterima. Semoga kita yang
disini diberikan kesempatan mengunjungi tanah haram di lain waktu, seperti
cita-cita kita semua. Dan semoga mereka yang berada di sana diberi
keselamatan semua. Amien
!$¯RÎ) »oYøsÜôãr& trOöqs3ø9$# ÇÊÈ Èe@|Ásù y7În/tÏ9 öptùU$#ur ÇËÈ cÎ) t¥ÏR$x© uqèd çtIö/F{$# ÇÌÈ
بَارَكَ اللهُ لِي
وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ
الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّي وَمِنْكُمْ
تِلَاوَتَهُ اِنَِّهُ هُوَاالسَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أقُوْلُ قَوْلِي هَذا
وَأسْتَغْفِرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ لَِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ
هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ
Khutbah Kedua:
اللهُ اَكْبَرْ – اَللهُ
أَكْبَرُ- اَللهُ أَكْبَرُ- اَللهُ
أَكْبَرُ- اَللهُ أَكْبَرُ- اَللهُ
أَكْبَرُ- اَللهُ أَكْبَر.اللهُ اَكْبَرْ كبيرا وَاْلحَمْدُ
للهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الله بُكْرَةً وَ أَصْيْلاً لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ
وَاللهُ اَكْبَرْ اللهُ اَكْبَرْ وَللهِ اْلحَمْدُ. اْلحَمْدُ للهِ الَّذِي جَعَلَ
اْلأَعْيَادَ بِالْاَفْرَحِ وَالدُّرُوْرِ, وَضَاعَفَ لِلْمُتَّقِيْنَ جَزِيلَ
اْلأُجُوْرِ, وَكَمَّلَ الضِّيَافَةَ فِيْ يَوْمِ اْلعِيْدِ لِعُمُوْمِ
اْلمُؤْمِنِيْنَ بِسَعْيِهِمُ اْلمَشْكُوْرِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ
اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ العفو الغفور, وَاَشْهَدُ اَنَّ
سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ نَالَ مِنْ رَبِّهِ مَالَمْ
يَنَلْهُ مَالِكٌ مُقَرَّبٌ وَلاَرَسُوْلٌ مُطَهَّرٌ مَبْرُوْرٌ. اللهُمَّ صَلِّ
عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍالنبي الأمي وَِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ
كَانُوْا يَرْجُوْنَ تِجَارَةً لَنْ تَبُوْرَ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَِثيْرًا.
اَمَّا بَعْدُ
فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ
اِتَّقُوااللهَ, وَاعْلَمُوْا ياَاِخْوَانِيْ رَحمَِكُمُ اللهُ اِنَّ يَوْمَكُمْ
هَذَا يَوْمٌ عَظِيْمٌ يَتَجَلىَ الله ُفِيْهِ عَلَى عِبَادِهِ مِنْ كُلِّ
مُقِيْمٍ وَمُسَافِرٍ فَيُبَاهِيْ لَكُمْ مَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ
النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا
تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ
اِبْرَاهِيْمَ وَبَرِكْ عَلَى ِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ
مُحَمَّدٍ كَمَا بَرَكْتَ عَلَى سَيِّدِناَ اِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ
اِبْرَاهِيْمَ فِي اْلعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ, اَللَّهُمَّ ارْضَ
عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِي وَعَنْ
بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ
بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا
اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اللهُمَّ اغْفِرْ
لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ
اَْلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ واعل جهادهم
بالنصرالمبينَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ
اْلمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ اَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ
كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ اكْفِنَا شَرَّ الظَّالِمِيْنَ
وَاكْفِنَا شَرَّ مَنْ يُؤْذِناَ بِجُوْدِكَ وَكَرَمِكَ اِسْتَجِبَ دُعَائَنَا
يَارَبَّ اْلعَالَمِيْنَ اَللَّهُمَّ اكْسِفْ عَنَّا اْلبَلاَءَوَاْلغَلاَء َ
وَاْلوَبَاءَ وَفَحْشَاءَ وَاْلمُنْكَرِ وَالْبَغْيَ وَالشَّدَائِدَ وَسُوْءَ
اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا
اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً
اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَمْ
تَغْفِرْلَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. رَبِّ
اجْعَلْنِيْ مُقْيْمَ الصَّلاَةِ وَمِنْ ذُرِّيَتِيْ رَبَّنَا وَتَقَبَلْ دُعَاءِ,
رَبَّنَا اغْفِرْلِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ يَوْمَ يَقُوْمُ
الْحِسَابُ, رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلاَدًا اَمِنَا وَرْزُقْ اَهْلَهُ مِنَ
الثَّمَرَاتِ مَنْ اَمَنَ مِنْهُمْ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْأََخِرِ, رَبَّنَا
تَقَبَلْ مِنَّا اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ, رَبَّنَا هَبْ لَنَا
مِنْ اَزْوَِاجِنَا وَذُرِّيَاتِناَ قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَاْجَعَلْنَا
لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامَا. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى
اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا
اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ
اْلخَاسِرِيْنَ.
عِبَادَاللهِ ! اِنَّ
اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ
وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ
نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
والسلام عليكم ورحمة الله
وبركاته ……
Tidak ada komentar:
Posting Komentar